selamat datang

selamat datang di blogku teman, silahkan baca-baca

Jumat, 30 Desember 2011

Pikiran Mistis atau Kurangnya Pendidikan?

     Indonesia merupakan negara Kepulauan yaitu negara yang terdiri dari banyak pulau. Selain itu indonesia memiliki banyak gunung yang masih aktif. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia rentan akan banyaknya  bencana alam. Baik gempa bumi, tsunami, maupun gunung meletus. Tahun-tahun terakhir ini Indonesia seolah tidak pernah  terlepas dari Bencana. Dimulai dari Tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, gempa Tasikmalaya, Tsunami di Mentawai, dan yang baru-baru ini terjadi adalah meletusnya gunung Merapi di Jawa Tengah. Yang menjadi permasalahan sosial di Indonesia adalah banyaknya pemikiran-pemikiran mistis oleh masyarakat Indonesia terakait bencana-bencana yang akhir-akhir ini terjadi. Benarkah mistis atau mereka yang kurang pendidikan? Seringnya masyarakat menyangkutkan bencana alam yang terjadi dengan mistis yang saya rasa karena mereka tidak menggunakan akal pikirannya dengan baik, hal ini dikarenakan pendidikan yang masih rendah. Kebanyakan dari mereka adalah orang tua atau paranormal bahkan tokoh agama. Namun, yang disayangkan, karena kharisma mereka, banyak masyarakat yang percaya dengan pernyataan mereka  yang kadang tidak masuk akal, bahkan terlalu mengada-ada bagi orang-orang yang tidak mempercayainya. Tapi yang jelas pemikiran-pemikiran mistis tersebut masih sangat sering di Indonesia.
            Mari kita bandingkan dengan pemikiran dari para akademis. Dimana mereka memandang bencana yang terjadi  secara ilmiah. Berbekal Ilmu Pengetahuan yang mereka miliki, mereka akan terus mencari tahu bencana tersebut dari sudut pemikiran yang masuk akal. Mereka  beranggapan bahwa gejala alam dapat di prediksi dengan  menggunakan penelitian secara ilmiah.
            Memang benar teori yang dikemukakan oleh Auguste Comte yang menyatakan bahwa manusia mengalami tiga tahap perkembngan:
1.      Teologis
yaitu suatu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala disekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa
2.      Metafisis
Pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan -kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan.
3.      Positivistis
tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir.
            Teori tersebut agaknya sesuai dengan keadaan masyarakat yang ada saat ini. Keadaan dunia yang semakin modern, dimana manusia telah ada dalam tahap Positifistis yang hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat dilandasi oleh kepercayaan terhadap data empiris sebagai pengetahuan terakhirnya. Indonesia pun begitu, kita dihadapkan pada jaman yang telah modern bahkan postmodern. Banyak dari masyarakat kita yang lebih rasional dalam memandang sesuatu hal seperti bencana. Masyarakat ini jelas didominasi oleh kalangan akademis atau orang-orang yang berpendidikan. Namun tak sedikit dari mereka yang masih berada dalam tahap Teologis dimana masyarakat menafsirkan gejala-gejala disekelilingnya dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Masyarakat inilah yang dianggap masyarakat yang memberikan pertanyaan hanya dengan angan-angan mereka tanpa melihat dari sudut ilmu pengetahuan karena dapat dilihat mereka berasal dari kalangan orang tua maupun paranormal.
            Oleh sebab itu, wilayah Indonesia yang memang secara geografis rawan bencana gempa, tsunami, dan gunung berapi. Sebagai bangsa yang hidup dalam lingkungan seperti itu maka kita harus mawas diri bukan percaya kepada mistis.  Ini semua hanya takdir Tuhan yang  terjadi akibat dari keserakahan manusia sendiri. Jadi, berfikirlah rasional dan berupaya untuk slalu menjaga lingkungan agar bencana dapat diminimalisir. Mari berpikir dan bertindak rasional, mejaga dengan perbuatan, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6 komentar:

  1. sebenarnya musibah itu tidak ada kaitannya dengan mistis...
    semua kehendak Tuhan,,

    BalasHapus
  2. setujuuuuuuuuuuu, orangnya aja yang g berpikiran realistis

    BalasHapus
  3. menurut ku lebih karena kurangnya pendidikan dan pemikiran yang kurang rasional, yang melatar belakangi masyarakat seperti itu

    BalasHapus
  4. iyaaaaa setujuuuu, suruh pada sekolah

    BalasHapus